INFO UPDATE TERBARU

Minggu, 31 Juli 2011




SOSIALISASI MPA FAKULTAS Tanggal 5 dan 8 Agustus 2011 di depan Sekretariat BEMFT
SOSIALISASI MPA JURUSAN tergantung kebijakan masing-masing jurusan (Mesin, Sipil, Elektro tgl 5 Agustus, IKK tgl 8 Agustus) di Jurusan masing-masing 
catatan/saran : MaBa silahkan menyesuaikan waktu sosialisasi sesuai dengan jurusan masing2, agar tidak perlu datang dua kali.

SOSIALISASI DIMULAI JAM 09-15


BRIEFING MPA : 11 Agustus 2011
Pembukaan MPA : 13 Agustus 2011
MPA : 18-20 Agustus 2011


Jadwal Interview MABA di Sekretariat HMJ TE
18-29 Juli untuk Jalur SNMPTN Undangan dan SNMPTN
1-9 Agustus untuk Jalur UMB dan PENMABA

Sumber : BEM FAKULTAS TEKNIK FT UNJ
Untuk JURUSAN TEKNIK ELEKTRO :
SOSIALISASI dimulai Pada Tanggal 5 & 8 Agustus 2011 di Gdg. L (Elektro) Lantai 3, Ruang 304,
Dari Pukul 10.00 WIB - 15.00 WIB
MPA JURUSAN  di lakukian pada Tanggal 19 Agustus 2011




Bagikan

PENGUMUMAN- INFO PENTING

Senin, 25 Juli 2011

MPA (MASA PENGENALAN AKADEMIK )
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTASelamat Datang Para Generasi terbaik di Kampus Pendidikan!!!HIDUP MAHASISWA..!!!Kepada Rekan-Rekan Mahasiswa Baru di Harapkan Mengosongkan agenda di tanggal-tanggal berikut..!!Agenda Terdekat untuk kalian Para Mahasiswa baru di kampus Pendidikan

# 5 & 8 Agustus 2011, pukul 10.00 Wib S/d 15.00 Wib
Sosialisasi MPA Tempat : Di Sekretariat BEM Fakultas & Di Jurusan masing-masing

# 11 Agustus 2011,Briefing MPA# 13 Agustus 2011, Pembukaan MPA
# 18 Agustus MPA Fakultas Teknik
# 19 Agustus MPA Jurusan Teknik Elektro


untuk lebih jelas siilahkan datang saat sosialisasi MPA .!!!

HIDUP MAHASISWA
Bagikan

HHmmm..Bagimana Sih Tanggapan Teman-Teman Tentang MPA..!!!

Beberapa testimonial teman2 Tentang MPA , mau tau.. ?? Silahkan di baca !!


Tri mahardika
Ka.Div. KJR HMJ TE
" Assalam,...
saya Tri Mahardhika mahasiswa unj jurusan teknik elektro 2009. Saya ingin menyampaikan sebuah testimonial ttg MPA.

Menurut saya MPA itu amazing, karena MPA itu membuat saya dapat menjadi lebih dewasa karena MPA saya juga dapat berfikir lebih logis dan menjadi seseorang yg kritis.Awalnya saya mengira bahwa MPA itu sebuah OSPEK yang menjadi ajang perpeloncoan. Tetapi hal itu tidak sama sekali ada perpeloncoan. Saat MPA maba(mahasiswa baru) dibimbing oleh kaka seniornya untuk berfikir rasional dan menonjolkan jiwa yang intelek bukan hanya sekedar menojolkan fisik yang kuat sebagai anak teknik. Pokoknya MPA itu wah banget deh, buat maba dijamin rugi kalo ga ikut MPA karena disitulah awal dari pembentukan karakter kita sebagai mahasiswa yang memperdulikan Bangsanya.

Terimakasih..
Wassalam... "

Furi Endang Palupi  :
Mahasiswa Jurusan Teknik elektro

" Mpa merupakan ajang untuk memperkenalkan mahasiswa baru dengan kegiatan akademik dan dunia kampus yang berlandaskan nilai-nilai akademis. Kegiatan yang dilaksanakan pada saat mahasiswa baru pertama kali memasuki UNJ dan kegiatan ini sangat penting agar kita saling kenal :D "


Ahmad Khairudin
Mahasiswa Jurusan teknik Elektro -Prodi Pend.Teknik Elektronika
angk. 2009


Assalam'mualaikum wr.wb
HIDUP MAHASISWA,HIDUP RAKYAT INDONESIA,  HIDUP PENDIDIKAN INDONESIA, HIDUP MAHASISWA BARU Jurusan Teknik Elektro,
Selamat Datang , salam kenal (^_^)/ ,
" Tentang MPA, Mungkin bisa saya bilang ( Masa Pencarian Arti ) Arti disini diartikan , arti sebagai mengenal diri Pribadi, arti sebagai Mahasiswa itu apa , arti kehidupan baru dalam episode baru yang akan kalian jalani nanti di dunia kampus. atau bisa saya katakan juga MPA adalah (Mendidik, Proses , Asik)
kenapa saya singkat seperti itu, M dari kata Mendidik, Itu pasti,
sekarang itu Lebih kearah akademik,  karena dari namanya pun MPA(Masa Pengenalan Akademik)  Bukan Ospec/Mos (Itu sih bahasa dulu),yang pasti Mendidik kita agar kita lebih siap di dunia kampus,karena kampus adalah tempat yang sangat Luar biasa kalau teman2 Semua Menjadi mahasiswa yang Mengamalkan Tri Darma Perguruan Tinggi.


Proses, Proses dalam arti dimana kita akan melewati pintu gerbang menuju dunia baru , Ketika UNJ itu adalah dunia kampus sebenarnya maka MPA adalah pintu gerbangnya, sayang sekali ketika kalian Masuk dunia baru tanpa melewati pintu Proses, Hal yang saya dapat dari proses itu adalah " Pengenalan dunia kampus,Proses pengenalan karakter Pribadi,banyak teman dan Pengalaman Jasmaniah & ruhiyah yang tak bisa dilupakan.
Asik,  asik , ya ..pastinya ! mungkin kalau ada kesempatan untuk mengikuti MPA lagi ataupun mengulang masa-masa MPA lagi saya akan sangat menginginkannya. Asik karena mengenal dunia kampus, dari pengalaman & pengetahuan saya banyak mendapatkan hal-hal baru yang pastinya bermanfaat,

Sangat disayang kan jika kalian  melewatkan moment Terbesar ini,1 kali seumur hidup, karna kalian tidak akan dapat hal seperti ini ketika kalian masuk dunia kerja atau melanjutkan studi ke S2,  apalagi tahun ini bertepatan saat bulan ramadhan , pastinya tambah Hebat lagi acaranya,    !!

Tetap Semangat Untuk Kalian semua,, Sampai Bertemu di lain Kesempatan..!!!

Hidup untuk kalain Semua yang membaca  Tulisan saya ..!!
Wassalamkm.wr.wb
 

Yuana Dwi Hayati Mahasiswi Elektronika '10
MPA...apa ya...
tak terasa sudah satu tahun di kampus hiaju ini. Untuk mengenang MPA pasti ada enak dan ga enaknya, ditambah bulan puasa.untuk maba, yang akan menjadi adik angkatan ku yang pertama, saran aku ga neyesel kalian datang ujug-ujug untuk MPA. Karena pa???MPA kali ini, bukanlah ospek yang kalian tau, tapi...mau tw ga????nah makanya itu ayo ikutan. Kita segenap panitia sudah mempersiapkan spesial for u. MPA 2011 insyaAllah T'Best.
Fida Karimah
Mahsasiswi Elektronika '10
Nyesel Pokoknya kalau ga ikutan. Bikin kita tambah temen,Tambah Ilmu,& Tambah-Tambah yang lainya.. Sumpah Deh..!! Biar disuruh masuk surga juga saya berani ..!!

tuh kan , buat apa lagi ragu ataupun malas ikut MPA ,
Di jamin ga akan nyesel....!!! 




Bagikan

PEMBERITAHUAN

Rabu, 20 Juli 2011

Salam Intelektual Muda Pewaris Bangsa

HIDUP MAHASISWA..!!! HIDUP JURUSAN ELEKTRO FT UNJ !!!

Kepada Mahasiswa Baru  2011 disarankan untuk selalu mengakses FB HMJ TEKNIK ELEKTRO dan Blog HMJ TEKNIK ELEKTRO
Segera bergabung di Akun facebook HMJ Teknik Elektro di HMJ TE dan bergabung juga di BEM FT untuk kpentingan informasi MPA.

- Untuk informasi MPA Jurusan Teknik Elektro Segera di Update ,jadi tunggu saja konfirmasi dari kami
- Untuk mengantisipasi ketidak terkiriman konfirmasi, disarankan maba untuk sering-sering mengakses BLOG HMJ Teknik Elektro


TETAP SEMANGAT UNTUK SAHABAT MABA ELEKTRO!!!
CP : 085694864495 (Hedra, SC MPA 2011)
        08988183359 (Insan,ketua MPA 2011)
Bagikan

Tata Tertib MPA

TATA TERTIB MPA Mahasiswa BAru
TEKNIK ELEKTRO 2011
Tata tertib
A.      Kewajiban Maba
1.      Mentaati dan menjalankan semua tata tertib (peraturan) yang ditetapkan.
2.      Mengikuti seluruh acara selama kegiatan MPA 2011 sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.
3.      Datang tepat waktu sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.
4.      Mengisi berita acara (absensi) sesuai format yang telah ditentukan.
5.      Memakai seluruh atribut yang telah ditetapkan oleh panitia.
6.      Menyelesaikan dan membawa semua tugas yang telah ditentukan panitia.
7.      Datang mengikuti MPA 2011 dengan menggunakan kendaraan umum kecuali taksi dan ojek serta bajaj .
8.      Menghormati dan menghargai panitia dan sesama Maba.
B.      Larangan Maba
1. Melakukan tindakan-tindakan yang melanggar SARA, meliputi penghinaan terhadap suku,agama dan ras antar golongan.
2.   Melakukan tindakan fisik (kontak fisik) sehingga mengakibatkan Maba atau panitia lain cedera.
3.  Meniggalkan lokasi atau acara selama kegiatan MPA 2011 tanpa alasan yang jelas dan logis serta tanpa izin panitia.
4.   Melepas atribut yang telah ditentukan selama kegitan MPA 2011 berlangsung.
5.   Membawa barang-barang yang tidak ditentukan oleh panitia atau yang tidak berkaitan dengan pelaksanaan MPA 2011, seperti barang berharga dan alat komunikasi kecuali obat-obatan pribadi dengan resep dokter.
6.    Merokok di lingkungan kampus dan sekitarnya selama kegiatan MPA 2011 berlangsung.
7.    Membawa kendaraan pribadi atau di antar oleh siapapun untuk mengikuti kegiatan MPA 2011
8.     Membawa atau memakai senjata tajam/senjata api yang dapat membahayakan keselamatan orang lain.
9.    Membawa minum-minuman keras dan obat-obatan terlarang (narkoba) di lingkungan pelaksanaan MPA 2011.
10.  Menerima tamu tanpa seizin panitia selama kegiatan MPA 2011.
11.  Menandatangani daftar hadir (absensi) Maba lain.
12.  Mengintervensi dan memprovokasi Maba lain untuk melakukan suatu hal yang bertentangan dengan pelaksanaan MPA 2011.
Bagikan

SELAMAT DATANG

Minggu, 17 Juli 2011

Bagikan

Tips Agar Menjadi Mahasiswa Berprestasi (Tapi Ditulis Oleh Mahasiswa Biasa )

Tips Agar Menjadi Mahasiswa Berprestasi (Tapi Ditulis Oleh Mahasiswa Biasa )

Tulisan ini lahir dari sebuah pengamatan selama 4 semester Saya duduk di bangku kuliah. Tulisan ini ada karena kebiasaan Saya yang suka mengamati keadaan di sekitar Saya. Tulisan ini juga terinspirasi dari mata Dosen-dosen yang ada di Elektro, yang penelitiannya berawal dari cara beliau Mengajar. Penelitian ini hasil pengamatan pribadi Saya, jadi kebenarannya pun subjektif. Persepsi bukanlah kenyataan. Kalau Anda menolak, itu hak Anda. Kalau Anda percaya dan mau menerapkan, Alhamdulillah..



Selama ini Saya selalu mengamati tiap-tiap mahasiswa yang satu kelas dengan Saya, terutama meeka yang berprestasi dalam pelajaran. Saya mengamati sikap mereka, cara kerja mereka, pola piker mereka, dan sebagainya sehingga Saya berkesimpulan bahwa untuk menjadi mahasiswa berprestasi ada beberapa hal yang bisa dilakukan, diantaranya :

1. Paham Apa Manfaat Sesuatu yang Dilakukan

Memahami sesuatu yang kita lakukan merupakan hal yang penting. Saya masih ingat perkataan dosen Saya yaitu “ Sesorang tidak bersemangat melakukan sesuatu biasanya tidak memahami manfaat sesuatu tersebut”. Sebagai seorang mahasiswa, kita harus sadar betul untuk apa kita duduk berjam-jam di dalam kelas, untuk apa kita membaca buku, dan untuk apa kita belajar. Mahasiswa harus berpikiran besar dan visioner. Kalau sampai saat ini kita masih belum menyadari apa manfaat kita kuliah, mulailah dari sekarang untuk merenung dan bertanya dalam hati, untuk apa sih kita capek-capek kuliah ? Kalau sudah tahu manfaatnya, semoga saja kita menjadi tambah semangat menuntut ilmu.

2. Aktif Di Dalam Kelas

Untuk mempertajam pemahaman dan melatih kemampuan berkomunikasi, biasakanlah untuk aktif dalam kelas. Misalnya dengan bertanya atau mengungkapkan pendapat. Ada beberapa teman saya yang sangat aktif di dalam kelas. Mereka biasanya tidak pernah absent untuk bersuara. Oleh karena itu mereka dikenal para dosen.

3. Meyimak Dengan Khidmat dan Mencatat

Pada saat dosen ceramah sebaiknya kita mendengarkan dengan baik point-point yang penting. Biasanya dosen akan menanyakan pada saat ujian hal-hal yang sering diucapkannya. Tidak mungkin dosen menanyakan semua materi yang sangat banyak.

Teman saya yang rajin mencatat. Catatan mereka pun biasanya rapi dan enak dilihat. Catatan yang rapi akan mempermudah saat kita belajar. Kalau tulisan rapi, belajar jadi semangat. Tidak seperti catatan saya yang kadang tulisannya seperti cacing disco. Perlu motivasi yang tinggi untuk melanjutkannya.

4. Kritis dan Berani Mempertahankan Pendapat yang Diyakini

Sebagai mahasiswa, kita tidak boleh langsung menelan begitu saja semua hal yang kita dengar. Kita harus memikirkan dan mempertanyakan kebenarannya terlebih dahulu baru menerimanya. Ada teman saya yang kritis dan berani mempertahankan pendapat yang diyakininya. Biasanya mereka mempertanyakan dulu sesuatu yang didengar dan mereka pun berani mengungkapkan pendapat meski berbeda dengan orang lain. Tapi jangan salah. Orang yang cerdas itu adalah orang yang berani menerima kebenaran yang tampak di depan mata. Mereka tidak ragu menerima pendapat orang lain jika memang pendapat itu lebih tepat.

5. Mencari Info Tambahan

Dosen saya mengatakan bahwa mahasiswa rugi apabila hanya mengandalkan dosen dalam mendapatkan pengetahuan karena dosen hanya bisa memenuhi 30 %. Oleh karena itu sebaiknya kita rajin baca buku, browsing, ke perpustakaan, ikut seminar dsb. Teman saya ada yang rajin baca buku. Ada yang rajin ke perpustakaan. Sumpah dia rajin banget ke perpustakaan ! Bahkan Ada yang rajin ikut seminar.

6. Punya Schedule Belajar dan Tugas

Agar tugas tidak menumpuk dan ada yang terlupa, alangkah baiknya kita membuat list tugas apa saja yang harus diselesaikan. karna saya mengamati ada beberapa teman saya yang  punya daftar tugas-tugas yang harus diselesaikan.

7. Curi Start, No SKS ( Sistem Kebut Semalam )

Untuk menjadi mahasiswa yang unggul, harus pintar-pintar curi start. Kita sudah baca sebelum orang lain baca. Kita sudah selesai mengerjakan tugas sebelum orang lain selesai.
8. Punya Skala Prioritas

Sebagai mahasiswa, kegiatan kita tidak hanya kuliah. Ada yang ikut organisasi ataupun mengajar. Oleh karena itu kita harus punya skala prioritas. Jangan sampai gara-gara ikut organisasi atau kerja setoran mengajar, privat, kuliah jadi terbengkalai. Teman saya ada beberapa yang sangat hebat sudah bisa membuktikan bahwa organisasi tidak menjadi alasan untuk malas belajar. Buktinya, walau aktif di UKM,Jurusan, fakultas ataupun Universitas  dia tetap bisa mendapat IP 3,6. Hebat khan ?



9. Rajin Diskusi dan Belajar Kelompok

Dalam belajar kadang kita menghadapi kesulitan. Agar kita saling membantu sebaiknya melakukan diskusi atau belajar kelompok bersama teman.. Mereka biasanya berkumpul di Masjid alumni. Sebelum belajar, mereka shalat dhuha dan mengaji terlebih dahulu agar otak menjadi encer.

10. Total dan Serius

Agar hasil yang didapat memuaskan, kita harus mengerjakan sesuatu secara total, tidak setengah-setengah. Tugas tidak dikerjakan secara asal-asalan. ada teman saya yang memiliki  tipe orang perfectsionis. Mereka selalu mengejakan tugas seoptimal mungkin. Makanya, hasilnya pun memuaskan.

11. Belajar Pagi Menjelang Shubuh

Setelah melaui berbagai aktivitas seharian badan kita seringkali mudah lelah untuk belajar. Untuk merefreshkan badan,  biasanya ba’da Isya tidur lalu bangun sekitar jam 2, 3 atau 4 pagi. Pada saat seperti itu otak lebih mudah menerima pelajaran. Apalagi sebelumnya bermunajat dulu kepada-Nya.

12. Duduk Di Bangku Bagian Depan

Entah karena seleksi alam atau apa, yang saya amati posisi duduk di dalam kelas terbagi-bagi. Ada yang langganan duduk di depan, tengah atau belakang. Orang-orang yang duduk di depan pun itu-itu saja, tidak ada perubahan signifikan, begitu juga yang di belakang. Saya tidak tahu apakah posisi duduk berkorelasi dengan motivasi belajar atau tidak. Yang jelas, dengan duduk di depan setidaknya kita bisa mendengar dan melihat lebih jelas. Walau kadang duduk di depan tidak menjamin kita lebih focus. Saya hampir tidur ketika duduk di depan.

13. Mempraktikkan Ilmu yang Didapat

Ini merupakan hal yang terpenting. Percuma saja jadi mahasiswa berprestasi di kampus tetapi tidak melakukan sumbangsih apapun dalam kehidupan bermasyarakat. Ada teman saya yang mengajar privat, bimbel, TPA,ikut partai politik, LSM, magang di perushaan dll. Kalau belum mampu melakukan sesuatu yang besar, mulailah daris sesuatu yang kecil, misalnya mengajarkan adik kita belajar mungkin.

Itulah beberapa tips yang bisa saya berikan. Semoga bisa bermanfaat buat teman-teman. Untuk teman-teman sekelas, mohon maaf saya jadikan objek pengamatan dan namanya disebut-sebut. Tidak ada maksud buruk, ini semua hanya untuk pembelajaran.

Hasil pengamatan ini sangat terbatas dan banyak kekurangan. Mungkin masih banyak hal-hal hebat dari teman-teman sekelas saya yang belum tergali. Saya akan terus mengamati.

Mungkin anda bertanya, saya itu termasuk mahasiswa yang seperti apa. Saya sendiri juga bingung. Saya hanya seorang mahasiswa yang kebingungan menyaksikan kehebatan teman-teman sekelas saya.


                                                                                                                                               Admin Ak5
Bagikan

Pentingnya Organisasi ketika Kuliah


Salam Pemberontak Intelektual
Emm, beberapa waktu ini, banyak yang curhat ma aku. Espescially beberapa teman-teman yang masih baru. “Mas, aku kok bingung , kuliah mau ngapain??” Nah lo….
Pertanyaan pertama, apa tujuan kalian kuliah?? Saya yakin pasti pada pengen mendapatkan pekerjaan yang bagus. Nah, apa dengan kuliah saja cukup?? Jelas tidak. Kuliah hanya akan membekali kalian dalam bentuk hard skill. Skill yang memang dibutuhkan untuk menjadi seorang pekerja. Dengan serius menjalani kuliah dan tidak asal-asalan, hard skill itu pasti cukup untuk jadi ‘bekal’ memasuki dunia kerja.
Nah, tapi aa cuma itu yang dibutuhkan perusahaan?? Ternyata tidak. Banyak perusahaan lebih membutuhkan pekerja yang memiliki kemampuan analitis, mampu mengambil keputusan dan pintar dalam manajemen organisasi. Semuanya bersifat soft skill. Dan untuk mendapatkannya, kamu harus mengikuti organisasi.
Pengalaman organisasi akan mendidik kita dalam mengambil kepuusan yang tepat dalam waktu yang singkat, melatih kita berada di bawah tekanan serta melatih daya analisis kita. Kemampuan bernegosiasi juga akan terlatih jika kita banyak mengadakan acara.
So, bagaimana ikut berorganisasi yang bagus?? Tips dari saya, ikutlah organisasi yang benar-benar menarik minat kamu. jangan memaksakan mengikuti organisasi besar. Tancapkan dalam hati kalau nantinya kamu akan memimpn organisasi tersebut. So, kamu akan menapak dari bawah namun terarah. Ada tujuan yang sangat jelas disitu.
Perlahan-lahan, soft skill kamu akan terasah dengan sendirinya karena hari-harimu akan diisi dengan diskusi, rapat dan keharusan mengambil keputusan saat itu juga. Seseorang yan berorganisasi dan tidak akan terlihat dari cara dia berargumen dan cara dia menyampaikan pendapat.
Efek lain dari berorganisasi adalah kamu akan membangun jejaringmu sendiri. Dan ini akan sangat bagus buat kamu kedepannya. Sebagai contoh, saya bisa mendapatkan pekerjaan sebagai jurnalis karena jejaring saya yang sangat kuat. Saya membangun jejaring jurnalistik saya sejak tahun pertama kuliah. Banyak orang jurnalistik yang saa kenal.
Oke, masih belum jelas?? Atau ada pendapat lain?? Ayo kita berdiskusi !!

Bagikan

Gerakan mahasiswa di Indonesia


Gerakan mahasiswa di Indonesia adalah kegiatan kemahasiswaan yang ada di dalam maupun di luar perguruan tinggi yang dilakukan untuk meningkatkan kecakapan, intelektualitas dan kemampuan kepemimpinan para aktivis yang terlibat di dalamnya.
Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, gerakan mahasiswa seringkali menjadi cikal bakal perjuangan nasional, seperti yang tampak dalam lembaran sejarah bangsa.

1908

Boedi Oetomo, merupakan wadah perjuangan yang pertama kali memiliki struktur pengorganisasian modern. Didirikan di Jakarta, 20 Mei 1908 oleh pemuda-pelajar-mahasiswa dari lembaga pendidikan STOVIA, wadah ini merupakan refleksi sikap kritis dan keresahan intelektual terlepas dari primordialisme Jawa yang ditampilkannya.
Pada konggres yang pertama di Yogyakarta, tanggal 5 Oktober 1908 menetapkan tujuan perkumpulan : Kemajuan yang selaras buat negeri dan bangsa, terutama dengan memajukan pengajaran, pertanian, peternakan dan dagang, teknik dan industri, serta kebudayaan.
Dalam 5 tahun permulaan BU sebagai perkumpulan, tempat keinginan-keinginan bergerak maju dapat dikeluarkan, tempat kebaktian terhadap bangsa dinyatakan, mempunyai kedudukan monopoli dan oleh karena itu BU maju pesat, tercatat akhir tahun 1909 telah mempunyai 40 cabang dengan lk.10.000 anggota.
Disamping itu, para mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Belanda, salah satunya Mohammad Hatta yang saat itu sedang belajar di Nederland Handelshogeschool di Rotterdam mendirikanIndische Vereeninging yang kemudian berubah nama menjadi Indonesische Vereeninging tahun 1922, disesuaikan dengan perkembangan dari pusat kegiatan diskusi menjadi wadah yang berorientasi politik dengan jelas. Dan terakhir untuk lebih mempertegas identitas nasionalisme yang diperjuangkan, organisasi ini kembali berganti nama baru menjadi Perhimpunan Indonesia, tahun 1925.
Berdirinya Indische Vereeninging dan organisasi-organisasi lain,seperti: Indische Partij yang melontarkan propaganda kemerdekaan Indonesia, Sarekat Islam, dan Muhammadiyah yang beraliran nasionalis demokratis dengan dasar agama, Indische Sociaal Democratische Vereeninging (ISDV) yang berhaluan Marxisme, menambah jumlah haluan dan cita-cita terutama ke arah politik. Hal ini di satu sisi membantu perjuangan rakyat Indonesia, tetapi di sisi lain sangat melemahkan BU karena banyak orang kemudian memandang BU terlalu lembek oleh karena hanya menuju "kemajuan yang selaras" dan terlalu sempit keanggotaannya (hanya untuk daerah yang berkebudayaan Jawa) meninggalkan BU. Oleh karena cita-cita dan pemandangan umum berubah ke arah politik, BU juga akhirnya terpaksa terjun ke lapangan politik.
Kehadiran Boedi Oetomo,Indische Vereeninging, dll pada masa itu merupakan suatu episode sejarah yang menandai munculnya sebuah angkatan pembaharu dengan kaum terpelajar dan mahasiswa sebagai aktor terdepannya, yang pertama dalam sejarah Indonesia : generasi 1908, dengan misi utamanya menumbuhkan kesadaran kebangsaan dan hak-hak kemanusiaan dikalangan rakyat Indonesia untuk memperoleh kemerdekaan, dan mendorong semangat rakyat melalui penerangan-penerangan pendidikan yang mereka berikan, untuk berjuang membebaskan diri dari penindasan kolonialisme.

1928

Pada pertengahan 1923, serombongan mahasiswa yang bergabung dalam Indonesische Vereeninging (nantinya berubah menjadi Perhimpunan Indonesia) kembali ke tanah air. Kecewa dengan perkembangan kekuatan-kekuatan perjuangan di Indonesia, dan melihat situasi politik yang di hadapi, mereka membentuk kelompok studi yang dikenal amat berpengaruh, karena keaktifannya dalam diskursus kebangsaan saat itu. Pertama, adalah Kelompok Studi Indonesia (Indonesische Studie-club) yang dibentuk di Surabaya pada tanggal 29 Oktober 1924 oleh Soetomo. Kedua, Kelompok Studi Umum (Algemeene Studie-club) direalisasikan oleh para nasionalis dan mahasiswa Sekolah Tinggi Teknik di Bandung yang dimotori oleh Soekarno pada tanggal 11 Juli 1925.
Diinspirasi oleh pembentukan Kelompok Studi Surabaya dan Bandung, menyusul kemudian Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), prototipe organisasi yang menghimpun seluruh elemen gerakan mahasiswa yang bersifat kebangsaan tahun 1926, Kelompok Studi St. Bellarmius yang menjadi wadah mahasiswa Katolik, Cristelijke Studenten Vereninging (CSV) bagi mahasiswa Kristen, dan Studenten Islam Studie-club (SIS) bagi mahasiswa Islam pada tahun 1930-an.
Dari kebangkitan kaum terpelajar, mahasiswa, intelektual, dan aktivis pemuda itulah, munculnya generasi baru pemuda Indonesia yang memunculkan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Sumpah Pemuda dicetuskan melalui Konggres Pemuda II yang berlangsung di Jakarta pada 26-28 Oktober 1928, dimotori oleh PPPI.

1945

Dalam perkembangan berikutnya, dari dinamika pergerakan nasional yang ditandai dengan kehadiran kelompok-kelompok studi, dan akibat pengaruh sikap penguasa Belanda yang menjadi Liberal, muncul kebutuhan baru untuk menjadi partai politik, terutama dengan tujuan memperoleh basis massa yang luas. Kelompok Studi Indonesia berubah menjadi Partai Bangsa Indonesia (PBI), sedangkan Kelompok Studi Umum menjadi Perserikatan Nasional Indonesia (PNI).
Secara umum kondisi pendidikan maupun kehidupan politik pada zaman pemerintahan Jepang jauh lebih represif dibandingkan dengan kolonial Belanda, antara lain dengan melakukan pelarangan terhadap segala kegiatan yang berbau politik; dan hal ini ditindak lanjuti dengan membubarkan segala organisasi pelajar dan mahasiswa, termasuk partai politik, serta insiden kecil di Sekolah Tinggi Kedokteran Jakarta yang mengakibatkan mahasiswa dipecat dan dipenjarakan.
Praktis, akibat kondisi yang vacuum tersebut, maka mahasiswa kebanyakan akhirnya memilih untuk lebih mengarahkan kegiatan dengan berkumpul dan berdiskusi, bersama para pemuda lainnya terutama di asrama-asrama. Tiga asrama yang terkenal dalam sejarah, berperan besar dalam melahirkan sejumlah tokoh, adalah Asrama Menteng Raya, Asrama Cikini, dan Asrama Kebon Sirih. Tokoh-tokoh inilah yang nantinya menjadi cikal bakal generasi 1945, yang menentukan kehidupan bangsa.
Salah satu peran angkatan muda 1945 yang bersejarah, dalam kasus gerakan kelompok bawah tanah yang antara lain dipimpin oleh Chairul Saleh dan Soekarni saat itu, yang terpaksa menculik dan mendesak Soekarno dan Hatta agar secepatnya memproklamirkan kemerdekaan, peristiwa ini dikenal kemudian dengan peristiwa Rengasdengklok.

1966

Sejak kemerdekaan, muncul kebutuhan akan aliansi antara kelompok-kelompok mahasiswa, di antaranya Perserikatan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia (PPMI), yang dibentuk melalui Kongres Mahasiswa yang pertama di Malang tahun 1947.
Selanjutnya, dalam masa Demokrasi Liberal (1950-1959), seiring dengan penerapan sistem kepartaian yang majemuk saat itu, organisasi mahasiswa ekstra kampus kebanyakan merupakan organisasi dibawah partai-partai politik. Misalnya, PMKRI Perhimpunan Mahasiswa Katholik Republik Indonesia dengan Partai Katholik,Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dekat dengan PNI,Concentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI) dekat dengan PKI, Gerakan Mahasiswa Sosialis Indonesia (Gemsos) dengan PSI, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) berafiliasi dengan Partai NU, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dengan Masyumi, dan lain-lain.
Di antara organisasi mahasiswa pada masa itu, CGMI lebih menonjol setelah PKI tampil sebagai salah satu partai kuat hasil Pemilu 1955. CGMI secara berani menjalankan politik konfrontasi dengan organisasi mahasiswa lainnya, bahkan lebih jauh berusaha memengaruhi PPMI, kenyataan ini menyebabkan perseteruan sengit antara CGMI dengan HMI dan, terutama dipicu karena banyaknya jabatan kepengurusan dalam PPMI yang direbut dan diduduki oleh CGMI dan juga GMNI-khususnya setelah Konggres V tahun 1961.
Mahasiswa membentuk Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) tanggal 25 Oktober 1966 yang merupakan hasil kesepakatan sejumlah organisasi yang berhasil dipertemukan oleh Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pendidikan (PTIP) Mayjen dr. Syarief Thayeb, yakni PMKRI, HMI,PMII,Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Sekretariat Bersama Organisasi-organisasi Lokal (SOMAL), Mahasiswa Pancasila (Mapancas), dan Ikatan Pers Mahasiswa (IPMI). Tujuan pendiriannya, terutama agar para aktivis mahasiswa dalam melancarkan perlawanan terhadap PKI menjadi lebih terkoordinasi dan memiliki kepemimpinan.
Munculnya KAMI diikuti berbagai aksi lainnya, seperti Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI), Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI), dan lain-lain.
Pada tahun 1965 dan 1966, pemuda dan mahasiswa Indonesia banyak terlibat dalam perjuangan yang ikut mendirikan Orde Baru. Gerakan ini dikenal dengan istilah Angkatan '66, yang menjadi awal kebangkitan gerakan mahasiswa secara nasional, sementara sebelumnya gerakan-gerakan mahasiswa masih bersifat kedaerahan. Tokoh-tokoh mahasiswa saat itu adalah mereka yang kemudian berada pada lingkar kekuasaan Orde Baru, di antaranya Cosmas Batubara (Eks Ketua Presidium KAMI Pusat), Sofyan WanandiYusuf Wanandi ketiganya dari PMKRI,Akbar Tanjung dari HMI dll. Angkatan '66 mengangkat isu Komunis sebagai bahaya laten negara. Gerakan ini berhasil membangun kepercayaan masyarakat untuk mendukung mahasiswa menentang Komunis yang ditukangi oleh PKI (Partai Komunis Indonesia). Setelah Orde Lama berakhir, aktivis Angkatan '66 pun mendapat hadiah yaitu dengan banyak yang duduk di kursi DPR/MPR serta diangkat dalam kabibet pemerintahan Orde Baru. di masa ini ada salah satu tokoh yang sangat idealis,yang sampai sekarang menjadi panutan bagi mahasiswa-mahasiswa yang idealis setelah masanya,dia adalah seorang aktivis yang tidak peduli mau dimusuhi atau didekati yang penting pandangan idealisnya tercurahkan untuk bangsa ini,dia adealah soe hok gie

1974

Realitas berbeda yang dihadapi antara gerakan mahasiswa 1966 dan 1974, adalah bahwa jika generasi 1966 memiliki hubungan yang erat dengan kekuatan militer, untuk generasi 1974 yang dialami adalah konfrontasi dengan militer.
Sebelum gerakan mahasiswa 1974 meledak, bahkan sebelum menginjak awal 1970-an, sebenarnya para mahasiswa telah melancarkan berbagai kritik dan koreksi terhadap praktek kekuasaan rezim Orde Baru, seperti:
Diawali dengan reaksi terhadap kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), aksi protes lainnya yang paling mengemuka disuarakan mahasiswa adalah tuntutan pemberantasan korupsi. Lahirlah, selanjutnya apa yang disebut gerakan "Mahasiswa Menggugat" yang dimotori Arif Budiman yang progaram utamanya adalah aksi pengecaman terhadap kenaikan BBM, dan korupsi.
Menyusul aksi-aksi lain dalam skala yang lebih luas, pada 1970 pemuda dan mahasiswa kemudian mengambil inisiatif dengan membentuk Komite Anti Korupsi (KAK) yang diketuai oleh Wilopo. Terbentuknya KAK ini dapat dilihat merupakan reaksi kekecewaan mahasiswa terhadap tim-tim khusus yang disponsori pemerintah, mulai dari Tim Pemberantasan Korupsi (TPK), Task Force UI sampai Komisi Empat.
Berbagai borok pembangunan dan demoralisasi perilaku kekuasaan rezim Orde Baru terus mencuat. Menjelang Pemilu 1971, pemerintah Orde Baru telah melakukan berbagai cara dalam bentuk rekayasa politik, untuk mempertahankan dan memapankan status quo dengan mengkooptasi kekuatan-kekuatan politik masyarakat antara lain melalui bentuk perundang-undangan. Misalnya, melalui undang-undang yang mengatur tentang pemilu, partai politik, dan MPR/DPR/DPRD.
Muncul berbagai pernyataan sikap ketidakpercayaan dari kalangan masyarakat maupun mahasiswa terhadap sembilan partai politik dan Golongan Karya sebagai pembawa aspirasi rakyat. Sebagai bentuk protes akibat kekecewaan, mereka mendorang munculnya Deklarasi Golongan Putih (Golput) pada tanggal 28 Mei 1971 yang dimotori oleh Arif Budiman, Adnan Buyung NasutionAsmara Nababan.
Dalam tahun 1972, mahasiswa juga telah melancarkan berbagai protes terhadap pemborosan anggaran negara yang digunakan untuk proyek-proyek eksklusif yang dinilai tidak mendesak dalam pembangunan,misalnya terhadap proyek pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di saat Indonesia haus akan bantuan luar negeri.
Protes terus berlanjut. Tahun 1972, dengan isu harga beras naik, berikutnya tahun 1973 selalu diwarnai dengan isu korupsi sampai dengan meletusnya demonstrasi memprotes PM Jepang Kakuei Tanaka yang datang ke Indonesia dan peristiwa Malari pada 15 Januari 1974. Gerakan mahasiswa di Jakarta meneriakan isu "ganyang korupsi" sebagai salah satu tuntutan "Tritura Baru" disamping dua tuntutan lainnya Bubarkan Asisten Pribadi dan Turunkan Harga; sebuah versi terakhir Tritura yang muncul setelah versi koran Mahasiswa Indonesia di Bandung sebelumnya. Gerakan ini berbuntut dihapuskannya jabatan Asisten Pribadi Presiden.

1977-1978

Setelah peristiwa Malari, hingga tahun 1975 dan 1976, berita tentang aksi protes mahasiswa nyaris sepi. Mahasiswa disibukkan dengan berbagai kegiatan kampus disamping kuliah sebagain kegiatan rutin, dihiasi dengan aktivitas kerja sosial, Kuliah Kerja Nyata (KKN), Dies Natalis, acara penerimaan mahasiswa baru, dan wisuda sarjana. Meskipun disana-sini aksi protes kecil tetap ada.
Menjelang dan terutama saat-saat antara sebelum dan setelah Pemilu 1977, barulah muncul kembali pergolakan mahasiswa yang berskala masif. Berbagai masalah penyimpangan politik diangkat sebagai isu, misalnya soal pemilu mulai dari pelaksanaan kampanye, sampai penusukan tanda gambar, pola rekruitmen anggota legislatif, pemilihan gubernur dan bupati di daerah-daerah, strategi dan hakekat pembangunan, sampai dengan tema-tema kecil lainnya yang bersifat lokal. Gerakan ini juga mengkritik strategi pembangunan dan kepemimpinan nasional.
Awalnya, pemerintah berusaha untuk melakukan pendekatan terhadap mahasiswa, maka pada tanggal 24 Juli 1977 dibentuklah Tim Dialog Pemerintah yang akan berkampanye di berbagai perguruan tinggi. Namun demikian, upaya tim ini ditolak oleh mahasiswa. Pada periode ini terjadinya pendudukan militer atas kampus-kampus karena mahasiswa dianggap telah melakukan pembangkangan politik, penyebab lain adalah karena gerakan mahasiswa 1978 lebih banyak berkonsentrasi dalam melakukan aksi diwilayah kampus. Karena gerakan mahasiswa tidak terpancing keluar kampus untuk menghindari peristiwa tahun 1974, maka akhirnya mereka diserbu militer dengan cara yang brutal. Hal ini kemudian diikuti oleh dihapuskannya Dewan Mahasiswa dan diterapkannya kebijakanNKK/BKK di seluruh Indonesia.
Soeharto terpilih untuk ketiga kalinya dan tuntutan mahasiswa pun tidak membuahkan hasil. Meski demikian, perjuangan gerakan mahasiswa 1978 telah meletakkan sebuah dasar sejarah, yakni tumbuhnya keberanian mahasiswa untuk menyatakan sikap terbuka untuk menggugat bahkan menolak kepemimpinan nasional.

Gerakan bersifat nasional namun tertutup dalam kampus, Oktober 1977

Gerakan mahasiswa tahun 1977/1978 ini tidak hanya berporos di Jakarta dan Bandung saja namun meluas secara nasional meliputi kampus-kampus di kota SurabayaMedanBogor, Ujungpandang (sekarang Makassar), dan Palembang[1] 28 Oktober 1977, delapan ribu anak muda menyemut di depan kampus ITB. Mereka berikrar satu suara, "Turunkan Suharto!". Besoknya, semua yang berteriak, raib ditelan terali besi. Kampus segera berstatus darurat perang. Namun, sekejap kembali tentram.[2]

Peringatan Hari Pahlawan 10 November 1977, berkumpulnya mahasiswa kembali

10 November 1977, di Surabaya dipenuhi tiga ribu jiwa muda. Setelah peristiwa di ITB pada Oktober 1977, giliran Kampus ITS Baliwerti beraksi. Dengan semangat pahlawan, berbagai pimpinan mahasiswa se-Jawa hadir memperingati hari Pahlawan 1977. Seribu mahasiswa berkumpul, kemudian berjalan kaki dari Baliwerti menuju Tugu Pahlawan.
Sejak pertemuan 28 Oktober di Bandung, ITS didaulat menjadi pusat konsentrasi gerakan di front timur. Hari pahlawan dianggap cocok membangkitkan nurani yang hilang. Kemudian disepakati pusat pertemuan nasional pimpinan mahasiswa di Surabaya.
Sementara di kota-kota lain, peringatan hari Pahlawan juga semarak. Di Jakarta, 6000 mahasiswa berjalan kaki lima kilometer dari Rawamangun (kampus IKIP) menuju Salemba (kampus UI), membentangkan spanduk,"Padamu Pahlawan Kami Mengadu". Juga dengan pengawalan ketat tentara.
Acara hari itu, berwarna sajak puisi serta hentak orasi. Suasana haru-biru, mulai membuat gerah. Beberapa batalyon tempur sudah ditempatkan mengitari kampus-kampus Surabaya. Sepanjang jalan ditutup, mahasiswa tak boleh merapat pada rakyat. Aksi mereka dibungkam dengan cerdik.
Konsolidasi berlangsung terus. Tuntutan agar Soeharto turun masih menggema jelas, menggegerkan semua pihak. Banyak korban akhirnya jatuh. Termasuk media-media nasional yang ikut mengabarkan, dibubarkan paksa.
Pimpinan Dewan Mahasiswa (DM) ITS rutin berkontribusi pada tiap pernyataan sikap secara nasional. Senat mahasiswa fakultas tak henti mendorong dinamisasi ini. Mereka bergerak satu suara. Termasuk mendukung Ikrar Mahasiswa 1977. Isinya hanya tiga poin namun berarti. "Kembali pada Pancasila dan UUD 45, meminta pertanggungjawaban presiden, dan bersumpah setia bersama rakyat menegakan kebenaran dan keadilan".[2]

Peringatan Tritura 10 Januari 1978, dihentikannya gerakan oleh penguasa

Peringatan 12 tahun Tritura, 10 Januari 1978, peringatan 12 tahun Tritura itu jadi awal sekaligus akhir. Penguasa menganggap mahasiswa sudah di luar toleransi. Dimulailah penyebaran benih-benih teror dan pengekangan.
Sejak awal 1978, 200 aktivis mahasiswa ditahan tanpa sebab. Bukan hanya dikurung, sebagian mereka diintimidasi lewat interogasi. Banyak yang dipaksa mengaku pemberontak negara.
Tentara pun tidak sungkan lagi masuk kampus. Berikutnya, ITB kedatangan pria loreng bersenjata. Rumah rektornya secara misterius ditembaki orang tak dikenal.
Di UI, panser juga masuk kampus. Wajah mereka garang, lembaga pendidikan sudah menjadi medan perang. Kemudian hari, dua rektor kampus besar itu secara semena-mena dicopot dari jabatannya. Alasannya, terlalu melindungi anak didiknya yang keras kepala.
Di ITS, delapan fungsionaris DM masuk "daftar dicari" Detasemen Polisi Militer. Sepulang aksi dari Jakarta, di depan kos mereka sudah ditunggui sekompi tentara. Rektor ITS waktu itu, Prof Mahmud Zaki, ditekan langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk segera membubarkan aksi dan men-drop out para pelakunya. Sikap rektor seragam, sebisa mungkin ia melindungi anak-anaknya.
Beberapa berhasil tertangkap, sisanya bergerilya dari satu rumah ke rumah lain. Dalam proses tersebut, mahasiswa tetap "bergerak". Selama masih ada wajah yang aman dari daftar, mereka tetap konsolidasi, sembunyi-sembunyi. Pergolakan kampus masih panas, walau Para Rektor berusaha menutupi, intelejen masih bisa membaca jelas.[2]

Era NKK/BKK

Setelah gerakan mahasiswa 1978, praktis tidak ada gerakan besar yang dilakukan mahasiswa selama beberapa tahun akibat diberlakukannya konsep Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK) oleh pemerintah secara paksa.
Kebijakan NKK dilaksanakan berdasarkan SK No.0156/U/1978 sesaat setelah Dooed Yusuf dilantik tahun 1979. Konsep ini mencoba mengarahkan mahasiswa hanya menuju pada jalur kegiatan akademik, dan menjauhkan dari aktivitas politik karena dinilai secara nyata dapat membahayakan posisi rezim. Menyusul pemberlakuan konsep NKK, pemerintah dalam hal ini PangkopkamtibSoedomo melakukan pembekuan atas lembaga Dewan Mahasiswa, sebagai gantinya pemerintah membentuk struktur keorganisasian baru yang disebut BKK. Berdasarkan SK menteri P&K No.037/U/1979 kebijakan ini membahas tentang Bentuk Susunan Lembaga Organisasi Kemahasiswaan di Lingkungan Perguruan Tinggi, dan dimantapkan dengan penjelasan teknis melalui Instruksi Dirjen Pendidikan Tinggi tahun 1978 tentang pokok-pokok pelaksanaan penataan kembali lembaga kemahasiswaan di Perguruan Tinggi.
Kebijakan BKK itu secara implisif sebenarnya melarang dihidupkannya kembali Dewan Mahasiswa, dan hanya mengijinkan pembentukan organisasi mahasiswa tingkat fakultas (Senat Mahasiswa Fakultas-SMF) dan Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas (BPMF). Namun hal yang terpenting dari SK ini terutama pemberian wewenang kekuasaan kepada rektor dan pembantu rektor untuk menentukan kegiatan mahasiswa, yang menurutnya sebagai wujud tanggung jawab pembentukan, pengarahan, dan pengembangan lembaga kemahasiswaan.
Dengan konsep NKK/BKK ini, maka peranan yang dimainkan organisasi intra dan ekstra kampus dalam melakukan kerjasama dan transaksi komunikasi politik menjadi lumpuh. Ditambah dengan munculnya UU No.8/1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan maka politik praktis semakin tidak diminati oleh mahasiswa, karena sebagian Ormas bahkan menjadi alat pemerintah atau golongan politik tertentu. Kondisi ini menimbulkan generasi kampus yang apatis, sementara posisi rezim semakin kuat.
Sebagai alternatif terhadap suasana birokratis dan apolitis wadah intra kampus, di awal-awal tahun 80-an muncul kelompok-kelompok studi yang dianggap mungkin tidak tersentuh kekuasaan refresif penguasa. Dalam perkembangannya eksistensi kelompok ini mulai digeser oleh kehadiran wadah-wadah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang tumbuh subur pula sebagai alternatif gerakan mahasiswa. Jalur perjuangan lain ditempuh oleh para aktivis mahasiswa dengan memakai kendaraan lain untuk menghindari sikap represif pemerintah, yaitu dengan meleburkan diri dan aktif diOrganisasi kemahasiswaan ekstra kampus seperti HMI (himpunan mahasiswa islam), PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia), PMKRI(Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia), GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia) atau yang lebih dikenal dengan kelompok Cipayung. Mereka juga membentuk kelompok-kelompok diskusi dan pers mahasiswa.
Beberapa kasus lokal yang disuarakan LSM dan komite aksi mahasiswa antara lain: kasus tanah waduk Kedung OmboKacapiring, korupsi di Bapindo, penghapusan perjudian melalui Porkas/TSSB/SDSB.

1990

Memasuki awal tahun 1990-an, di bawah Mendikbud Fuad Hasan kebijakan NKK/BKK dicabut dan sebagai gantinya keluar Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan (PUOK). Melalui PUOK ini ditetapkan bahwa organisasi kemahasiswaan intra kampus yang diakui adalah Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi (SMPT), yang didalamnya terdiri dari Senat Mahasiswa Fakultas (SMF) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).
Dikalangan mahasiswa secara kelembagaan dan personal terjadi pro kontra, menamggapi SK tersebut. Oleh mereka yang menerima, diakui konsep ini memiliki sejumlah kelemahan namun dipercaya dapat menjadi basis konsolidasi kekuatan gerakan mahasiswa. Argumen mahasiswa yang menolak mengatakan, bahwa konsep SMPT tidak lain hanya semacam hiden agenda untuk menarik mahasiswa ke kampus dan memotong kemungkinan aliansi mahasiswa dengan kekuatan di luar kampus.
Dalam perkembangan kemudian, banyak timbul kekecewaan di berbagai perguruan tinggi karena kegagalan konsep ini. Mahasiswa menuntut organisasi kampus yang mandiri, bebas dari pengaruh korporatisasi negara termasuk birokrasi kampus. Sehingga, tidaklah mengherankan bila akhirnya berdiri Dewan Mahasiswa di UGM tahun 1994 yang kemudian diikuti oleh berbagai perguruan tinggi di tanah air sebagai landasan bagi pendirian model organisasi kemahasiswaan alternatif yang independen.
Dengan dihidupkannya model-model kelembagaan yang lebih independen, meski tidak persis serupa dengan Dewan Mahasiswa yang pernah berjaya sebelumnya upaya perjuangan mahasiswa untuk membangun kemandirian melalui SMPT, menjadi awal kebangkitan kembali mahasiswa ditahun 1990-an.
Gerakan yang menuntut kebebasan berpendapat dalam bentuk kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik di dalam kampus pada 1987 - 1990 sehingga akhirnya demonstrasi bisa dilakukan mahasiswa di dalam kampus perguruan tinggi. Saat itu demonstrasi di luar kampus termasuk menyampaikan aspirasi dengan longmarch ke DPR/DPRD tetap terlarang.
1998
Gerakan 1998 menuntut reformasi dan dihapuskannya "KKN" (korupsi, kolusi dan nepotisme) pada 1997-1998, lewat pendudukan gedung DPR/MPR oleh ribuan mahasiswa, akhirnya memaksa Presiden Soeharto melepaskan jabatannya. Berbagai tindakan represif yang menewaskan aktivis mahasiswa dilakukan pemerintah untuk meredam gerakan ini di antaranya: Peristiwa Cimanggis,Peristiwa GejayanTragedi TrisaktiTragedi Semanggi I dan II , Tragedi Lampung. Gerakan ini terus berlanjut hingga pemilu 1999.

Bagikan

Go.. Blog ( Google in Blog )

HMJ TE

HMJ TE
Himpunan Mahasiswa Jurusan TE

Motiva Blog

Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh. ~ Andrew Jackson

silahkan Berkunjung


ShoutMix chat widget

Tayangan Laman